Dari sekian banyak nama chef yang pernah nongol di layar televisi dalam berbagai acara masak-memasak atau pencarian talent, ada tiga nama yang popularitasnya sedang tinggi sejak beberapa tahun terakhir. Ketiga chef tersebut ialah Chef Renata Moeloek, Arnold Poernomo, dan tentunya si “jutek” Juna Rorimpandey. Sosok mereka memang tengah bersinar berkat ajang pencarian bakat Master Chef yang ditayangkan musiman di salah satu stasiun televisi.
Image mereka sebagai seorang chef kondang begitu melekat di hati pemirsa. Sehingga, tak sedikit yang mulai ingin mengikuti jejak keberhasilan mereka. Bahkan jangankan sampai pada titik mereka sekarang, bisa dimentori langsung dan mendapatkan apron seperti yang mereka punya saja rasanya senang sekali. Bikin kegiatan memasak jadi makin semangat dan PeDe.
Mengenal Apron Lebih Dekat
Sumber : Unsplash
By the way, apron memang salah satu atribut pelengkap seorang chef ketika beraksi di dapur. Di dapur-dapur profesional, selain hat cook (topi koki) dan doublebreasted jacket, seorang chef wajib mengenakan apron. Peraturan ketat tersebut dilatarbelakangi atas alasan keamaan dan kebersihan selama proses pembuatan makanan berlangsung.
Orang awam beranggapan apron semacam seragam gegayaan semata. Tapi jika melekat di tubuh seorang chef, fungsinya jadi sangat berarti. Untuk tahu apa saja fungsi apron di dunia kitchen, berikut beberapa poin penjelasannya:
- Menjaga Pakaian Tetap Bersih
Sumber : Unsplash
Bersinggungan dengan berbagai macam bumbu kering dan basah menimbulkan risiko pakaian kotor setelahnya sehingga menimbulkan kesan jorok. Karena itu apron dilibatkan sebagai pelapis luar agar pakaian Anda tetap bersih.
Perlu diketahui, penggunaan apron bukan hanya terbatas pada kegiatan masak-memasak saja. Melainkan kegiatan lain yang kemungkinan dapat menyebabkan pakaian Anda kotor atau basah, semisal melukis, memotong daging, hingga kegiatan perbengkelan.
- Sebagai Protektor Panas dan Benda Tajam
Sumber : Unsplash
Amati pakaian para chef di dapur profesional. Mereka menggunakan jaket khusus yang cukup tebal, berikut dengan apron sebagai pelapis luar. Kegunaan atribut tersebut erat kaitannya dengan upaya melindungi diri dari suhu panas seperti radiasi api kompor, oven, dan sebagainya. Juga, goresan benda tajam seperti pisau atau sudut-sudut lancip dari benda-benda di dapur.
- Membantu Mempermudah Pekerjaan
Sumber : Unsplash
Jarang orang berpikir sejauh ini tentang fungsi apron. For your information, secara tidak langsung apron turut memberikan kemudahan bagi seorang chef saat beraktivitas di dapur. Umumnya, pada bagian depan apron dilengkapi dengan saku bermuatan cukup lapang. Saku tersebut bisa dimanfaatkan untuk menyimpan note book kecil, pulpen, juga kain lap.
- Penunjang Penampilan
Sumber : Unsplash
Poin yang satu ini pastinya sudah di luar kepala oleh sebagian besar orang. Apron menguatkan identitas dari orang yang menggunakannya dan menimbulkan kebanggaan tersendiri. Itu mengapa, desain apron hendaknya dibuat semenarik mungkin tanpa mengabaikan unsur-unsur keamanannya pula.
Material Apron
Tak perlu menunggu jadi chef profesional dulu untuk bisa mengenakan apron. Anda bisa mendapatkannya dengan mudah di supermarket atau berbagai marketplace dengan beragam pilihan model dan bahan. Namun jika ingin terlihat lebih eksklusif, Anda bisa merancang desain apron sendiri lalu bekerjasama dengan konveksi untuk pembuatannya.
Di tangan konveksi profesional, proses pembuatan apron tidaklah memakan waktu terlalu lama. Hasil jadi memuaskan bahkan seringkali melebihi ekspektasi. Untuk pemesanan partai besar, Anda bisa menghemat lebih banyak ketimbang membeli di toko.
Selain leluasa menentukan desain, Anda juga berkesempatan memilih materia seperti apa yang diinginkan. Ada beberapa material yang biasa digunakan untuk pembuatan apron. Bagi Anda yang belum tahu, berikut jenis-jenis bahan dasar apron:
- Katun
Sumber : Unsplash
Katun bisa dibilang bahan pilihan sejuta umat untuk pembuatan segala macam pakaian jadi maupun apron. Katun punya karakteristik yang ringan dan permukaannya halus. Mudah dibentuk, berbobot ringan, juga tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
Hanya saja, dari segi proteksi apron berbahan katun kurang dapat diandalkan karena cenderung tidak tahan air. Itu sebabnya, apron ini lebih cocok digunakan pada kegiatan yang tidak terlalu kotor. Semisal, kegiatan meracik minuman atau garnish.
- Nilon
Sumber : Unsplash
Kain nilon juga kerap digunakan sebagai material dasar pembuatan apron. Karakteristik kainnya tebal, tahan air namun agak kaku. Apron yang terbuat dari nilon biasanya ditujukan untuk kegiatan-kegiatan yang berisiko tinggi seperti di industri pengolahan makanan skala besar (pabrik), dapur hotel, rumah potong hewan, dan sebagainya.
Sifat kain yang terbilang kokoh bukan hanya mampu melindung penggunaanya dari risiko basah dan kotor, tapi juga bahaya goresan benda-benda tajam dan suhu panas.
- Leather (Kulit)
Sumber : Unsplash
Ditinjau dari sisi proteksi, apron berbahan leather mampu mengimbangi bahan nilon. Bahkan, material yang satu ini dianggap lebih bergengsi. Karakteristik kainnya tebal, cukup lentur, serta diberkati dengan kemampuan menahan air.
Bahan leather ini terdiri dari beberapa tingkatan. Ada yang memang genuine leather 100%, ada yang berupa campuran sintetis. Untuk yang high grade, tentunya akan memberikan manfaat lebih bagi orang yang menggunakannya.
- Denim
Sumber : Unsplash
Karena apron juga ditujukan sebagai penunjang penampilan, maka tak heran jika bahan denim turut dipilih sebagai material apron. Secara tampilan memang keren, namun bila mengikuti standar kemananan apron berbahan denim belum masuk hitungan. Alasannya, bahan denim untuk apron biasanya berbeda dengan denim untuk jaket maupun celana.
Untuk apron, denim yang digunakan adalah soft denim. Artinya, bahan tersebut tidak cukup tebal dan mudah basah. Pantasnya digunakan untuk kegiatan cooking/baking yang ringan-ringan saja.
- Kain Drill
Sumber : Unsplash
Kain drill digadang-gadangkan sebagai material yang paling ideal untuk apron. Kain ini ditandai dengan permukaan kain yang berbeda dengan bagian belakangnya. Pada permukaan terdapat barisan garis-garis diagonal.
Sifat kainnya tebal namun tetap lembut. Tidak gampang kusut dan warnanya tidak mudah pudar. Apron yang terbuat dari bahan drill inilah yang paling banyak digunakan oleh chef-chef profesional di dapur hotel maupun restoran.
Kain drill sendiri terbagi atas beberapa pilihan, yakni American drill dan twill cotton. Silakan tuju konveksi yang Anda percaya untuk melihat secara nyata bagaimana perbedaan dari kedua bahan tersebut.
- Baby Canvas
Sumber : Unsplash
Apron berbahan baby canvas sedang naik daun. Akan tetapi minusnya mirip dengan denim yang kurang cocok digunakan pada dapur utama. Apron berbahan kanvas sering terlihat dikenakan oleh para barista dengan tingkat risiko kotor dan bahaya terbilang rendah.
- Plastik
Sumber : Unsplash
Bahan terakhir adalah plastik. Bahan yang satu ini termasuk awet dan ekonomis. Hanya saja, terkesan kurang “wah”. Walau berbahan plastik, Anda tetap bisa menambahkan sesuatu yang khas di bagian-bagian tertentu sebagai penguat identitas. Semisal, sablon nama atau logo dari tempat Anda bekerja.
Sebagaimana sifat plastik yang kita tahu, apron dari plastik tentu saja andal menahan air (waterproof). Tapi di sisi lain, tidak tahan panas dan mudah terbakar.
Itulah daftar material apron pada umumnya. Adakah salah satunya yang Anda sukai? Barangkali model apron yang digunakan chef-chef tersohor di Indonesia bisa menginsiprasi Anda dalam menentukan pilihan.